Jumat, 31 Desember 2010

Jangan bilang nggak doyan Jahe!!

Ekstrak jahe dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang direfleksikan dalam sistem kekebalan, yaitu memberikan respons kekebalan inang terhadap mikroba pangan yang masuk ke dalam tubuh
-Litbang Pertanian, Bogor-


Masyarakat dewasa ini dalam memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi cenderung tidak hanya mempertimbangkan dari segi rasanya, tetapi juga mulai memperhitungkan mengenai nilai gizi yang tekandung didalamnya dan manfaatnya bagi tubuh. Makanan yang hendak dikonsumsi harus turut mampu menjaga kesehatan tubuh dan mendukung proses metabolisme, dengan sedikit atau tanpa efek negatif bagi tubuh pengkonsumsinya. Berdasar pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis makanan yang dimaksud adalah jenis makanan fungsional
Menurut Badan POM, pangan fungsional adalah pangan yang secara alami maupun telah melalui proses mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Pangan fungsional dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen, serta tidak  memberikan kontraindikasi dan efek samping terhadap metabolisme zat gizi lainnya jika digunakan dalam jumlah yang dianjurkan. Meski mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, pangan fungsional tidak berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk yang berasal dari senyawa alami.
Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan atau obat berdasarkan penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Bila fungsi obat terhadap penyakit bersifat kuratif, maka pangan fungsional lebih bersifat pencegahan terhadap penyakit. Berbagai jenis pangan fungsional telah beredar di pasaran, mulai dari produk susu probiotik tradisional seperti yoghurt, kefir dan coumiss sampai produk susu rendah lemak siap dikonsumsi yang mengandung serat larut. Juga produk yang mengandung ekstrak serat yang bersifat larut yang berfungsi menurunkan kolesterol dan mencegah obesitas. Untuk minuman, telah tersedia berbagai minuman yang berkhasiat menyehatkan tubuh yang mengandung komponen aktif rempah-rempah seperti kunyit asam, minuman sari jahe, sari temu lawak, beras kencur, serbat, dan bandrek.
Tanaman rempah dan obat sudah lama dikenal mengandung komponen fitokimia yang berperan penting untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Senyawa fitokimia sebagai senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesehatan termasuk fungsinya dalam pencegahan terhadap penyakit degeneratif. Beberapa senyawa fitokimia yang diketahui mempunyai fungsi fisiologis adalah karotenoid, fitosterol, saponin, glikosinolat, polifenol, inhibitor protease, monoterpen, fitoestrogen, sulfida, dan asam fitat.
Tanaman rempah dan obat mempunyai potensi besar sebagai sumber makanan dan minuman fungsional seiring dengan makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan. Keberadaan pangan fungsional tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat atau konsumen, tetapi juga bagi pemerintah maupun industri pangan. Bagi konsumen, pangan fungsional bermanfaat untuk mencegah penyakit, meningkatkan imunitas, memperlambat proses penuaan, serta meningkatkan penampilan fisik.
Bagi industri pangan, pangan fungsional akan memberikan kesempatan yang tidak terbatas untuk secara inovatif memformulasikan produk-produk yang mempunyai nilai tambah bagi masyarakat. Selanjutnya bagi pemerintah, adanya pangan fungsional akan menurunkan biaya untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat.
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) adalah jenis rempah-rempah yang paling banyak digunakan dalam berbagai resep makanan dan minuman. Jahe merupakan tanaman berakar rimpang dan bahan berkasiat pada tanaman ini terletak pada akarnya. Jahe popular sebagai minuman yang dapat menghangatkan tubuh. Meminum sari jahe dipercaya juga dapat mengembalikan kesegaran.
Secara empiris, jahe biasa digunakan masyarakat sebagai obat masuk angin, gangguan pencernaan, sebagai analgesik, antipiretik, anti-inflamasi, dan lain-lain. Namun dari berbagai penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan. Beberapa komponen utama dalam jahe seperti gingerol, shogaol, dan gingeron memiliki aktivitas antioksidan di atas vitamin E (Kikuzaki dan Nakatani 1993). Selain itu jahe juga mempunyai aktivitas antiemetik dan digunakan untuk mencegah mabuk perjalanan.
Konsumsi ekstrak jahe dalam minuman fungsional dan obat tradisional dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan mengobati diare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang direfleksikan dalam sistem kekebalan, yaitu memberikan respons kekebalan inang terhadap mikroba pangan yang masuk ke dalam tubuh. Hal itu disebabkan ekstrak jahe dapat memacu proliferasi limfosit dan menekan limfosit yang mati serta meningkatkan aktivitas fagositas makrofag. Selain itu jahe mampu menaikkan aktivitas salah satu sel darah putih, yaitu sel natural killer (NK) dalam melisis sel targetnya, yaitu sel tumor dan sel yang terinfeksi virus.
Hasil penelitian ini menopang data empiris yang dipercaya masyarakat bahwa jahe mempunyai kapasitas sebagai antimasuk angin, suatu gejala menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang oleh virus (influenza). Peningkatan aktivitas NK membuat tubuh tahan terhadap serangan virus karena sel ini secara khusus mampu menghancurkan sel yang terinfeksi oleh virus.
Mengkonsumsi jahe setiap hari dapat meningkatkan aktivitas sel T dan daya tahan limfosit terhadap stres oksidatif. Komponen dalam jahe yaitu gingerol dan shogaol mempunyai aktivitas antirematik. Hal ini ditunjang dengan pendapat bahwa jahe berfungsi sebagai anti-inflamasi rematik arthritis kronis.
Tanaman rempah dan obat, layaknya jahe, mempunyai peluang yang besar untuk diolah menjadi makanan atau minuman fungsional dengan kandungan gizi yang tinggi dan sangat bermanfaat bagi kesehatan konsumennya.
Pengolahan jahe hingga saat ini dirasakan masih belum maksimal. Masyarakat mengkonsumsi jahe biasanya hanya sebatas penyeduhan, yaitu dengan digepengkan dan kemudian diseduh dengan air hangat. Sebagian orang menambahkan gula atau bahan lainnya seperti kopi dan teh untuk menambah cita rasa. Pengolahan lain dari jahe adalah dalam bentuk permen maupun roti dengan rasa jahe.
Kedewasaan masyarakat kini yang mulai mempertimbangkan nilai gizi dari makanan yang dikonsumsinya, serta meningkatnya penelitian mengenai khasiat jahe yang disertai dengan gencarnya pemberitaan mengenai hal tersebut, memberikan peluang yang cukup besar bagi masyarakat maupun industri pangan untuk mengolah jahe menjadi suatu produk yang dapat diterima masyarakat. Mengingat masih terbatasnya pengolahan jahe yang beredar di pasaran memperbesar peluang bagi masyarakat maupun industri pangan untuk memanfaatkan jahe dengan menghasilkan sebuah produk bahan dasar jahe yang lebih praktis dan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat luas.
Peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain membuat sirup jahe. Pembuatan sirup jahe tidak memerlukan alat dan keahlian yang khusus, kerena pembuatan sirup jahe pada dasarnya sama dengan cara pembuatan sirup-sirup dengan rasa buah yang biasa ditemui. Sirup jahe selain dapat membantu konsumen untuk lebih mudah mendapatkan khasiat jahe juga dapat  menambah umur simpan dari jahe tersebut.
Mau??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar